Rehat dalam fantasi jiwa
Sibuk adalah salah satu alasan dari banyak kajian tentang sebuah aktivitas yang bahkan belum tentu tingkat kepentingannya.
Jika sudah begitu hanya satu pertanyaannya dalam masalah ini. Kapankah kita akan rehat meski sejenak? Sebuah filosopi hening yang mewakili banyak cerita.
Ingin terbang bebas, ingin menari, ingin tersenyum memandangi kaca, atau tertidur pulas ditengah jalan tanpa apapun hal kecil yang memberatkan.
Tunjukan dirimu pada waktu. Tataplah jendela-jendela itu bahwa kita adalah mahluk-mahluk tahan api yang bersiap menghadang angin dan badai. Meski nantinya badai itu membawa serta batu, tapi untuk itulah kita diciptakan, bahkan untuk mengajak serta badai menari.
Meski awalnya juga hanya untuk menutupi dan akan terbongkar, tapi pasti akan ada goresan emas karenanya.
Seperti kata penulis besar, Tuhan tahu tapi menunggu.
Pastikan kita menunggu tetapi seolah tak menunggu. Kita menikmatinya. Pastikan harapan itu seolah pedang yang sedang kita asah sambil menari. Dan pada saatnya kilauan pedang itu akan menyilaukan mata, dan mata pisaunya melebihi kilauannya.
Komentar
Posting Komentar